Wednesday, January 23, 2008

Melibatkan Anakbuah



Apakah reaksi Anda jika anakbuahmu sering memberi alasan tidak melakukan kerja yang diperintah? Apalagi alasan seperti ini, “Maaf Pak, Saya sudah lupa.”

Anda mengontrol emosi dan tunjuk cara melakukannya. Tetapi Anda mungkin akan “muntah darah” jika masih ada alasannya begini,”Maaf Pak. Saya tak mungkin ingat.”

Sebenarnya Anda paksa melibatkan anakbuah supaya dia dapat memahami dan mengerti cara bagaimana melakukan dan harus tahu kenapa melakukan dan kapan melakukannya.

Dalam pengelolaan perkebunan, tidak ada jalan pendek untuk membereskan kerja. Manajer Kebun harus seringkali berjalan kaki dilapangan dengan Assisten Lapangan.Ya. Mereka mungkin lumayan dan cakap dalam teori tetapi mereka masih kurang pengalaman. Jangan hanya memberitahu mereka membuat suatu dan tunjuk dikantor saja.Terlibatlah dengan mereka dalam seluruh operasi dan cara bekerjanya ditempat kerja tertentu dalam lapangan, dari LC (Land Clearing) sampai waktu panen TM (Tanaman Menghasilkan) supaya mereka sungguh-sungguh belajar serta mempraktekkan pada waktu latihan dilapangan dari masa ke masa. Barulah mereka dapat mengerti bahwa tidak ada alasan lagi terlupa melakukan kerja yang diperintah dan harus mengingatkan cara kerjanya jika menharap maju dalam karir sebagai seorang Practical Planter. Seorang planter takkan melepas diri dari komitment dan integritas.

Demikian juga untuk seorang Assisten Lapangan. Harus lebih berjalan kaki kelapangan dengan Mandor 1. Ini adalah struktur MLM, bukan Multi-Level Marketing, tetapi Multi-Level Management. Mereka harus belajar dari Manajernya bagaimana melibatkan Mandor 1 melakukan dan menyelesaikan kerja yang diperintahkan kepada mereka.

Melibatkanlah semua anggota Anda dalam operasi. Ini bermakna “teanwork”. Betul?

Tuesday, January 15, 2008

Teman, Kawan dan Sahabat


Ternyata seorang pelajar,”Siapa yang mempunyai seribu teman tidak ada satu pun dilepaskan, tetapi siapa yang mempunyai seorang musuh akan bertemunya dimana saja.” Ini berarti dalam hidup kita, meskipun ada seribu teman masih kurang. Tetapi jika ada satu orang musuh, itu pun terlalu banyak.

Kita harus perbanyak teman dan memilik sebanyak mungkin ditempat kerja, ditempat kediaman dan dimarketplace. Cuma kita harus memilih teman-teman dengan bijaksana; teman-teman yang bergabung sama kita dan bukan yang melawan atau menentang kita.

Pilihlah teman kesamaan impian dan idealisme, serta ikatan visi yang sama. Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa mendorang, memberikan support, membesarkan harapan dan mengobarkan semangat kita. Mereka adalah kawan dan sahabat yang bisa mendukung kita, mempengaruhi pikiran kita dengan kata-kata positif dan memantu kita mencapai cita-cita kehidupan kita.

Meluaskan pengaulan kita dengan orang-orang berprofesi seperti guru, dosen, doktor umum, doktor gigi, akuntan, insinyur, bankir, pengacara, hakim, penasihat, konsultan dan, jangan lupa, fellow planters. Juga kita hendak berteman dengan mekanik, tukang leding plumber, dan montir listrik. Mereka bisa bantu kita waktu mobil kita mogok, bila ada kebocoran pipa dan gangguan listrik di rumah kita.

Nilai persahabatan harus dihargai dengan setinggi-tingginya. “A friend in need is a friend indeed!” Bukankah teman yang kami membutuhkan adalah seorang sahabat yang sunguh-sunguh?

Firman Tuhan (Amsal 18:24) mengajar kita bahawa “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” Sering menunjuk keramah-tamahan kepada teman, kawan dan sahabat. Diantara mereka memang adanya kita bisa mengganggap sebagai “saudara”.

Firman Tuhan (1 Korintus 15:33) juga mengingatkan kita, “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Jangan bergaul dengan orang yang tidak cocok dengan kita.

Kebahagian adalah….
• Menerima panggilan telepon dari teman lama
• Menerima sms dari kawan pada akhir minggu
• Menerima postcard dari sahabat bercuti diluar negeri
• Menerima email dari teman, kawan dan sahabat
• Minum kopi dengan teman, kawan dan sahabat pada malam minggu
• Membaca komentar dari teman, kawan dan sahabat

Thursday, January 10, 2008

Time Is Like A River



Waktu memang seperti air sungai, terus mengalir dan apa yang sudah mengalir ke hilir sungai tidak akan kembali ke hulu lagi. Oleh demikian, kita harus mengelola waktu dan menggunakan waktu yang ada dengan hidup penuh hikmat, kerana kita tahu waktu yang berjalan tidak akan kembali lagi.

Ini bermaana waktu sangat berharga. “Working effectively means managing time well.” Memang benar statement ini. Bekerjalah efektif berarti mengelola waktu dengan sebaik mungkin.

Jangan buang waktu, hanya tunggu-tunggu saja tetapi tidak bertindak tetap waktu. Orang yang suka menangguh-nangguhkan adalah pemboros waktu; sering menolak tugas dan tanggungjawabnya. Akibatnya tidak dapat melakukan apa pun.

Sebaliknya, kerjakan apa yang diperintahkan. Kemungkinan tindakan Anda paling-paling cuma butuh waktu beberapa menit saja. Yang penting, Anda harus bertanggungjawab, terfokus dan konsentrasi dalam pekerjaan Anda pada waktu tertentu supaya berhasil dan mendapat kecapaian terbaik.

Ada karywan perusahaan sering merasa kekurangan waktu menyelesaikan pekerjaannya. Alasan begitu tidak benar kerana waktu kerja bagi semua orang sama saja, adalah 8 jam. Yang bedanya ialah siapa yang mengelola waktu semaksimalnya tidak akan complain tidak ada cukup waktu menyelesaikan pekerjaannya. Namum, siapa yang mengeluh itu adalah orang yang sering terlambat datang kantor dan memperpanjangkan waktu istirahat. Apalagi jika suka mengobrol dengan pekerja sesama di jam kerja? Ini tidak bisa diterima dalam konsep Time Management. Jangan menjadi seorang pencuri waktu di tempat kerja! Ini sangat merugian pihak perusahaan yang membayar kita sesuai dengan jam kerja kita. Bukan?

Anda pernah dengar “Early bird catches the worms”? Mana ada cacing lagi jika burung terlambat bagun? Anda harus bangun sangat pagi supaya siap untuk sampai kantor on time.

Salah satu cara Anda dapat mengelola waktu semaksimalnya ialah setelah keputusan sudah dibuat, harus fast action, bertindaklanjuti dengan sepenuh komitmen. Kenapa tunda pekerjaan hari ini ke hari esok jika Anda bisa menyelesaikannya hari ini? Jangan tunda kerana untuk hari esok masih ada pekerjaan baru yang akan antri.

Bila Anda ada appointment dengan teman, punctuality itu penting. Jangan terlambat atas kebiasaan jam karet. Seharusnya Anda sudah hadir sekurang-kurangnya 5 menit sebelum waktu janji bertemu. Memperhatikan ketetapan waktu adalah satu cara mengelola waktu dengan lebih baik.

Sunday, January 6, 2008

Self Confidence



Jika Anda seperti kucing ini yang melihat dirinya dalam kaca sebagai seekor singa, maka Anda juga bisa melihat diri sebagai seorang PEMENANG dan bukan Pecundang! Ini berdasar sikap pikiran kepercayan diri sendiri.

Dengan percaya diri tinggi, Anda akan SUKSES dan bukan menjadi orang yang gagal. Apakah semua orang yang sukses dalam dunia ini tidak pernah mengalami kegagalan yang cukup besar dan cukup banyak? Seandainya Anda mempunyai citra diri rendah, Anda tidak berani mencoba kerana Anda takut gagal. Anda akan menghilangkan semangat berusaha kerana Anda takut melakukan kesalahan.

“Always attempt to do it right the first time!” Ini adalah sikap yang benar. Sering coba melakukan dengan ketidaksalahan untuk kali pertama! Jika Anda membuat kesalahan kali pertama, tidak apa-apa dan jangan ragu-ragu. Sebaliknya, ambillah sebagai satu pelajaran atau latihan dan harus membuat analisa, memperbaiki diri dengan keyakinan berhasil supaya jangan mengulangkan kesalahan yang sama. (“Do not repeat the same mistake!”)

It’s better to try and fail than never try at all.” Orang yang SUKSES harus mencoba dan berusaha. Tidak mungkin orang yang tidak mau mencoba dan berusaha akan dapat kesempatan untuk SUKSES tanpa tambahan pengalaman dari kesalahannya!

Failure is a major contributor to its success!” Setuju? Memang kegagalan bukan satu alasan untuk Anda berhenti percobaan dan berusaha lagi. Kegagalan, sebenarnya, memberikan kesempatan untuk menikmati SUKSES.

Kata Pak Jarot Wijanarko dalam bukunya (‘Hidup Maksimal”), “PEMENANG mengalami kegagalan, dia bermimpi lagi, lalu bangkit dan berkerja keras, untuk mewujudkan impiannya menjadi kenyataan.”

Anda jangan menjadi seorang biasa-biasa saja! Harus berani mencoba dan berusaha.

Percayalah diri setinggi-tingginya!