Friday, April 11, 2008

Berlari Sampai Garis Akhir




Apakah Anda pernah melihat gambar pelari marathon? Dalam perlombaan marathon, mereka berlari bersungguh-sungguh dangan menunjukkan KONSENTRASI dan KEBULATAN TEKAD. Di dalam hatinya, mereka sudah memutuskan berlari sampai garis akhir. Oleh demikian, mereka memfokus kepada setiap langkah kaki dengan ketetapan hati sehingga pelombaan selesai.

Pelari marathon itu melepaskan segala beban termasuk pakaian yang tidak cocok atau apa saja yang dapat memperlambat geraknya. Sesudah mengambil nomor resmi, mereka menyiapkan dirinya untuk berpartisipasi dalam perlombaan marathon.

Pelari marathon tidak hanya melepaskan sesuatu yang dapat memperlambat geraknya, mereka juga memakai pakaian dengan hati-hati. Mereka pilih sepatu terbaik dan baju olaraga atau kemeja sport yang cukup lumayan untuk berlari marathon.

Kita harus hidup seperti pelari marathon. Kita hendak melepaskan sesuatu yang memperlambat gerak kita dan menyiapkan hati dan pikiran kita hingga kita sampai ke garis akhir.

- THE NIV QUIET TIME BIBLE (Pg 1466 & 1467)

Sesuatu untuk berbagi……

Jika kita sudah memiliki sikap positip dan pola pikir yang benar dari prinsip pelari marathon , maka tidak ada lagi alasan apapun untuk mengerjakan pekerjaan setengah selesai atau setengah tidak selesai. Satu pekerjaan yang dikerjakan setengah selesai dan setengah tidak selesai tidak lebih baik dari pada satu pekerjaan yang tidak dikerjakan sama sekali. Hasilnya sama saja pada akhir hari itu. Anda tidak menghasilkan apapun! Apakah alasan-alasan yang diberikan dapat membalikkan keadaan dan pekerjaan dapat terselesaikan? Secara pasti jawabannya,“Tidak." Sesungguhnya bahwa pekerjaan yang tidak diselesaikan adalah sama dengan pekerjaan yang tidak dikerjakan, terlepas dari alasan-alasan yang diberikan.

KEBULATAN TEKAD adalah merupakan kunci utama agar pekerjaan dapat diselesaikan. Sekali Anda penuh dengan KEBULATAN TEKAD, Anda akan menemukan cara dan alat untuk menyelesaikan pekerjaan itu pada akhir hari itu. Apapun rintangan disepanjang jalan tidak akan menghentikanmu untuk menyelesaikannya karena Anda terfokus dan terkonsentrasi bekerja yang mungkin telah Anda putuskan dalam pikiran bahwa pekerjaan itu bukan hanya sekedar selesai dikerjakan , tetapi Anda juga ingin hasil yang terbaik.

Banyak orang yang telah tersentuh hatinya dengan kisah nyata pelari marathon yang menyelesaikan perlombaan dengan urutan terakhir 40 tahun yang lalu. Salah satunya adalah John Steven Akhwari dari Tanzania. Dia ikut serta di Olimpiade Kota Mexico pada tahun 1968. Sayang sekali, dia terjatuh ketika perlombaan berlangsung dan luka memar dikaki. Nampaknya dia hanya satu-satunya pelari yang tertinggal dijalur lari ketika dia berada di stadion malam itu. Dilaporkan juga bahwa kira-kira 1 jam lalu, pemenang perlombaan marathon pun telah diumumkan melalui pengumuman resmi tetapi John Steven Akhwari masih tetap berlari.

Rupanya, John Steven Akhwari, adalah seorang pelari marathon yang DISIPLIN , PENUH DENGAN DEDIKASI dan KEBULATAN TEKAD, tidak putus asa sekalipun sebuah balutan luka dikaki, tetapi dia maju terus berjalan pincang dengan rasa sakit untuk mencapai garis akhir. Sekumpulan penonton yang tinggal menyaksikan perlombaan itu bertepuk tangan memberikan penghargaan dengan suara yang bergemuruh ketika dia mencapai garis akhir. Inilah yang pertama kali, seorang atletik menyelesaikan perlombaan di posisi terakhir yang diberikan sambutan sorak-sorai sambil berdiri, ini adalah kisah yang penuh dengan KETEKUNAN, GIGIH, dan KEBULATAN TEKAD yang membuat dia menang karena rasa hormat dari seluruh dunia.

Ketika dia ditanyai mengapa dia terus berlari, dengan gamblang dia menjawab,” Negara saya antar saya 7000 mil ke Kota Mexico tidak mengutus saya untuk memulai pertandingan. Mereka mengutus saya kemari untuk menyelesaikannya.”

Kata-katanya tentu saja telah menginspirasi dan memotivasi banyak orang.

1 comment:

Anonymous said...

Pak Loh, jika kita terfokus dan konsentrasi apalagi ditambah dengan tekad yang bulat dalam mengerjakan sesuatu dan disertai dengan doa maka ini akan menjadi mesin penggerak sebagai pemicu untuk memotivasi dan membakar semangat kita tentunya. Seorang pelari yang fisiknya kuat sekalipun kalau tidak termotivasi dan semangat maka dia tidak akan pernah sampai di garis akhir. TQ pak.