Tuesday, April 15, 2008

MEMAAFKAN & MENGHARGAI

Sebuah kisah yang menceritakan 2 orang yang bersahabat karib sedang melakukan perjalanan di gurun pasir. Selama dalam perjalanan terjadilah beda pendapat, tiba tiba muka seorang ditambar oleh temannya,”Plak!”

T
emannya yang ditampar itu merasakan sakit, dan kemudian tanpa mengatakan sesuatu apapun, dia lalu menuliskan di atas pasir,“ HARI INI SAHABAT KARIBKU TELAH MENAMPAR MUKAKU.”


M
ereka terus meneruskan perjalanan hingga akhirnya menemukan sebuah mata air di gurun pasir dan langsung berputus mau mandi. Tetapi teman yang telah kena tampar itu terperosok ke dalam lumpur dan hampir terbenam. Nasib baik dia dapat diselamatkan oleh sahabatnya.
Setelah dia berada di tempat aman dari lumpur itu, dia pun menuliskan sesuatu di atas sebuah batu, “HARI INI SAHABAT KARIBKU TELAH MENYELAMATKAN NYAWA SAYA”.

Kemudian sahabatnya bertanya,“Pada saat saya tambar mukamu, kamu menulis diatas pasir. Kenapa sekarang kamu menulis di atas sebuah batu?”

Langsung dijawab,“Ketika seseorang menyakiti kita, maka kita harus menuliskan rasa sakit itu di atas pasir agar angin pengampunan melenyapkannya. Tetapi ketika seseorang berbuat baik kepada kita, maka kita harus mengukirnya di atas sebuah batu agar angin tidak bisa menghilangkan tulisan itu dan kita tidak melupakannya.”

BELAJARLAH MENULISKAN RASA SAKIT ANDA DI ATAS PASIR DAN MENGUKIR KEBAIKAN-KEBAIKAN ORANG DI ATAS SEBUAH BATU

Untuk berbagi….


D
alam hidup, kerap kali ketika kita merasa dipermalukan, dihina, atau disakiti, kita merasa terluka dan membuat kita emosi tidak senang hati. Kemarahan mulai mendidih di dalam diri dan kebencian tertanam di hati kita. Kita bersumpah bahwa suatu hari nanti kita akan balas dendam terhadap orang yang menyakiti kita. Apalagi mukanya di tampar orang. Kejahatan melintas di pikiran kita, bahwa “gigi harus ganti gigi, dan mata harus ganti mata.” Itulah sifat dasar kejahatan manusia,“Terlalu Benci!”


Belajarlah menuliskan luka emosi anda di atas pasir. Mengapa? Karena luka emosi tidak akan pernah sembuh jika anda tidak mau memaafkan. Jika tidak mau, apakah anda tahu bahwa andalah yang akan menderita? Rasa sakit akan mendominasi seluruh hidup anda! Buatlah keputusan yang bijak. Biarlah “angin pengampunan melenyapkan rasa sakit itu.”

S
ebaliknya, selalulah berterima kasih kepada seseorang yang telah berbuat kebaikan kepada anda. Bersyukurlah bahwa anda telah memiliki teman karib yang selalu menyemangati dan memotivasi anda, dan mengangkat anda ke atas ketika anda terjatuh ke bawah Simpanlah rasa berterima kasih anda dalam hati sebagaimana anda “mengukirnya diatas sebuah batu dimana angin tidak akan pernah melenyapkannya”.

2 comments:

Anonymous said...

Tuhan memberkati mu senantiasa

Anonymous said...

Prinsip saya:
“ Judge non mental & Unconditional Love”,