Sunday, September 30, 2007
BAIK, LEBIH BAIK, TERBAIK
Kita sering berpikir pekerjaan yang kita lakukan sudah baik. Tetapi sebaliknya bukan begitu. Dengan pola sikap “Ya Pak, saya usahakan” atau “ saya lakukan saja”, jadi apa yang Anda lakukan itu cuma dengan kualitas biasa-biasa saja. Kenapa Anda memiliki mentalitas seperti ini? Kemungkinan Anda memilih sikap “apa yang saya lakukan sudah selesai dan itu sudah cukup baik. Buat apa susah-susah?”
Jika Anda adalah seorang pimpinan yang bertanggung jawab, saya yakin Anda ingin maju dalam karir Anda. Setiap kali Anda melakukan suatu pekerjaan, coba bayangkan Anda berada dalam perlombaan lari sebagai seorang Atlet. Goal yang seorang atlet memiliki seharusnya jelas, dengan keinginan menjadi juara dan harapan memecahkan rekor perlombaan.
Walaupun Anda berlari dengan stamina yang kuat tetapi kalau Anda kurang latihan maka Anda hanya akan berada diposisi tiga, karena fisik Anda lebih lemah dari atlet diposisi satu dan dua. Anda mungkin berpikir posisi tiga itu adalah suatu hasil yang baik untuk Anda. Namun dengan sikap yang positif, Anda harus berprinsip “upayakan lebih baik” lagi. Maka pada perlombaan berikutnya, Anda akan menduduki posisi kedua. Meskipun hasil Anda lebih baik dari sebelumnya, tetapi bukanlah hasil yang terbaik. Dengan demikian untuk perlombaan yang berikutnya Anda harus giat berlatih sungguh-sungguh dan siap berjuang keras menjadi “Juara”, berada diposisi satu.
Hal ini berarti Anda jangan pernah cepat puas dengan apa yang Anda lakukan meskipun hasilnya sudah baik. Jika Anda ingin maju dalam karir Anda, “jangan hanya baik saja!”. Anda haruslah melakukan yang terbaik dan “harus capai terbaik” juga.
Firman TUHAN ternyata,”Anda tentu tahu bahwa didalam perlombaan semua peserta turut lari, tetapi hanya satu orang menerima hadiah. Oleh sebab itu larilah begitu rupa sehingga Anda menerima hadiahnya.“ – 1 Korintus 9:24
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment