Tuesday, August 5, 2008

Kata-Kata Positif & Kata-Kata Negatif

Seeorang lelaki yang tidak merasa bahagia dengan pekerjaaanya, tidak berbahagia dalam keluarganya, dan hampir tidak berbahagia dalam seluruh hidupnya, membuat keputusan melarikan diri dari semua kenyataan yang dialami. Kemudian dia memasuki suatu biara bisu dan disana dia bisa mengemukakan suara dalam kesunyian. Cuma dia diizinkan menyebutkan 2 perkataan saja setiap 5 tahun.

Dia berpifir, “Ini pasti sempurna. Tidak ada stress. Tidak ada yang mengganggu saya, kecuali kesunyian.

Jadi Si lelaki itu berada di biara bisu selama 5 tahun tanpa mengucapkan sepatah katapun. Pada saat berakhir 5 tahun tinggal di biara bisu, atasannya memanggil dia masuk ke dalam kantornya dan berkata, “Anda berhak sebutkan 2 patah kata saja. Apakah yang Anda mau sampaikan?”

Si lelaki itu mengangguk dan berkata, Makanan basi!”

Dia memasuki 5 tahun berikutnya di biara bisu itu tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan atasannya kembali memanggil dia ke kantor dan bertanya kepadanya apakah yang dia akan sampaikan.

Si lelaki itu mengangguk dan berkata, Tilam keras!”

Lima tahun kemudian telah berlalu, dan atasannya memanggilnya kembali lagi dan bertanya apakah yang dia akan sampaikan, dan Si lelaki itu berkata, “Aku keluar!”

Atasannya menjawab, “Baiklah. Saya tidak merasa terkejut. Anda tidak melakukan apapun kecuali mengeluh sejak berada disini!”


Untuk Berbagi :

Ceritra ini mengingatkan kita terhadap seseorang planter yang kemungkinan mengeluh dengan diam selama bertahun-tahun bekerja di Perkebunan. “Bos bobrok", “Pekerjaan sulit” dan akhirnya “Saya berhenti”. Kasihan sekali ! Seseorang dengan mentalitas negatif tidak mampu menjadi seorang planter yang praktisi.

Kata-kata negatif seperti “Saya tidak mampu”, “Tak mungkin”, “Untuk Apa?”, dan “Apa lagi?” merusak dan bahkan meruntuhkan dan membuat kita gagal. Tidak mengherankan memang bahwa orang yang berfikir negatif selalu mencari alasan untuk tidak melakukan hal-hal yang mungkin bisa dilakukan!

Kata-kata positip seperti “Saya bisa”, “Tiada masalah”, “Kenapa tidak?”, dan “Kita upayakan” akan memotivasi semangat kita menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Orang dengan pikiran positif selalu mencari langkah-langkah dan jalan keluar untuk mengerjakan apa yang tidak bisa dikerjakan orang lain. Sikap pikiran seperti ini sungguh luar biasa!

Dalam kitab Amsal 16 : 24, tertulis, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang”.

Perkataan untuk menyemangati seperti "Lakukan yang terbaik”, "Anda mampu melakukannya”, dan “Jumpa lagi di puncak keberhasilan”, dapat membakar semangat dan memotivasi kita untuk bertindak cepat dengan penuh komitmen.

Nah. Setiap orang diantara kita mencari kebahagian hidup. Ternyata seorang bijaksana, “Saya tau jika Anda mengejar kebahagian maka kebahagian itu akan menghindar dari Anda. Tetapi jika Anda terfokus kepada keluarga , teman-teman, kebutuhkan orang lain , pekerjaan Anda, dan apa saja yang bisa dilakukan dengan terbaik, maka kebahagian akan Anda peroleh.”

Ketika karyawan dinilai, dihargai, dan diperlakukan dengan rasa hormat oleh majikan mereka, maka mereka akan berbahagia bekerja di perusahaan itu. Tetapi kebanyakan karyawan yang ingin diganjar dengan bonus tahunan dan kenaikan gaji , saya yakin bahwa kebahagian yang sebenarnya bagi mereka adalah mendapatkan kepuasan kerja ketika mendengar pujian seperti “Bagus”, “Luar Biasa”, dan "Anda hebat”. “Kita pasti merasa bangga ketika kita diberitahu oleh bos telah banyak berkontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa dengan mengabaikan tempat perusahaan bekerja dan siapapun yang kita layani, kita sesungguhnya sama dengan mengabaikan Bapa yang surgawi. Sebagaimana tertulis dalam Kolosse 3 : 23-24, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukannya bagimu sebagai upah”. Bagitu kita pahami Firman Tuhan, ada terjadi keterikatan kebahagiaan dan kegembiraan dalam melayani karena kita memberikan yang terbaik dalam mengerjakan apa yang diperlukan dengan sepenuh hati.

Max Anders mengajarkan kepada kita bahwa, “Jalan yang paling pasti menuju kebahagiaan adalah hidup dalam Tuhan, menempatkan harapan yang paling dasar dalam dunia berikutnya, dan mengucap syukur untuk hal-hal kecil yang telah kita peroleh di dunia ini”.

Teman-teman, pikirkanlah apa yang disampaikan oleh Max Anders.



4 comments:

Anonymous said...

Pak Loh, mengeluh tidak ada guna dan yang berguna adalah mensyukuri apa yang diperoleh. Begitulah sifat manusia , selalu mengeluh, dan cara mengatasi keluhan itu sudah disebutkan pada artikel ini. Seorang leader, manager dan pemimpin lainnya yang memiliki anak buah perlu menerapkan resep ini agar anakbuah tidak mengeluh. TQ pak Loh.

Anonymous said...

Sesungguh kebahagiaan yang kita cari bukanlah di suatu tempat yang jauh, tetapi ada di dalam diri kita sendiri. Mengapa kita harus mengeluh dengan kehidupan kita ini ??? Kalau kita mau melihat lebih jauh, bukankah kehidupan kita ini adalah pemberian ? Jadi bersyukurlah !!! kalau kita masih diberi kehidupan. Dengan rasa syukur, maka kita pasti akan bahagia.

Coba dibayangkan, setiap saat kita bisa menghirup udara tanpa harus membayar, setiap saat kita bisa memandangi cakrawala yang indah juga tanpa harus membayar, kita bisa merasakan belaian angin yang begitu lembut dan masih banyak lagi kekayaan yang kita miliki tapi tanpa kita sadari.

Kuncinya berpikir positiflah, kendali pikiran, jangan membiarkan pikiran yang menjadi tuan atas diri kita, kalau itu yang terjadi, maka keluh kesahlah yang akan muncul dari mulut kita, bukannya rasa syukur yang seharusnya kita sampaikan pada pada Tuhan.

Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan (Amsal 19:8), Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya (Pengkhotbah 8:12).

Anonymous said...

Dear Pak Loh,

Sesungguh kebahagiaan yang kita cari bukanlah di suatu tempat yang jauh, tetapi ada di dalam diri kita sendiri. Mengapa kita harus mengeluh dengan kehidupan kita ini ??? Kalau kita mau melihat lebih jauh, bukankah kehidupan kita ini adalah pemberian ? Jadi bersyukurlah !!! kalau kita masih diberi kehidupan. Dengan rasa syukur, maka kita pasti akan bahagia.

Coba dibayangkan, setiap saat kita bisa menghirup udara tanpa harus membayar, setiap saat kita bisa memandangi cakrawala yang indah juga tanpa harus membayar, kita bisa merasakan belaian angin yang begitu lembut dan masih banyak lagi kekayaan yang kita miliki tapi tanpa kita sadari.

Anonymous said...

Dear Pak Loh,

Terima kasih atas cerita yang disampaikan. saya sangat setuju bahwa kita harus selalu memiliki pikiran positif, dengan memiliki pemikiran yang positif segala sesuatu menjadi mungkin dan jalan selalu terbuka lebar. akan lebih sempurna lagi jika memang sikap positif tersebut disertai oleh sifat senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah kita capai, bukan mengeluh. bersyukur adalah bagian dari menghargai apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, dan dengan bersyukur kita juga sebenarnya telah menghargai diri kita sendiri.

salam sukses pak Loh,