Tuesday, October 28, 2008

Sepenggal Catatan Manajemen Perkebunan

JALAN CARI TUHAN

Pada kunjungan kesuatu kebun di Region Jambi, kami mendapati satu jalan sangat lurus dan menjulang tajam. “Pak, ini jalan cari Tuhan,” saya diberitahu Manager Kebun. Pernyataannya mengherankan saya, dan General Manager yang mendampingi coba bercanda dan menyatakan bahwa ketika jalan tersebut sampai keatas bukit disitulah sudah dekat sorga dimana Tuhan akan ditemukan. Kemudian dijelaskannya bahwa sewaktu jalan ini dibuat kemungkinan dibawah pengawasan seorang Manager Kebun atau pun seorang Asisten Lapangan yang kurang berpengalaman, dan beliau hanya mengikuti teori pola blok bersegi empat atau berbentuk bujur sangkar.

Bagi saya bentuk jalan seperti itu bukanlah suatu hal yang baru. Pada bulan Desember 1988, saya dimutasi ke Kebun Moresim, lokasinya di Sabah, Malaysia Timur. Pada hari pertama, saya dibawa berkeliling kebun dan saya melihat sebuah alat berat bulldozer sedang menarik sebuah tractor/trailer bermuatan dengan tandan buah kelapa sawit pada suatu jalan yang menjulang tajam.

Waktu musim kemarau tiba, kami harus banyak memperbaiki jalan dengan bulldozer untuk memotong bagian jalan yang terlalu curam dan membuat sebagian jalan baru supaya menyambung dan memutar bukit dengan tujuan mengurangkan resiko kecelakaan kenderaan. Kalau tidak, evakuasi TBS (tandan buah segar) dilokasi tersebut menjadi sebuah pekerjaan yang berat untuk tim manajemen kebun jika jalan melintas bukit ke bukit tidak dibangun sesuai lokasi dan kondisi topografik.

Pada tahun 1993 di Kebun Segamat, lokasinya di Johor, Malaysia Barat, kami ada program untuk replanting. Saya mau Assiten Lapangan mendampingi tim lining yang melakukan pancang jalan di lahan berbukit-bukit dan saya memberi instruki padanya agar teras yang dibangun disepanjang garis batas atau mengikuti kontur dapat dibuat untuk menghidari resiko atau bahaya untuk lalu lintas. Setelah bentuk jalan selesai, kami berjalan kaki bersama-sama melakukan pemeriksaan untuk memastikan jalan-jalan baru dibuat akan aman untuk lalu lintas kenderaan yang mengangkut karyawan, pupuk, air, dan TBS.

G M G H ( GAJAH MASUK GAJAH HILANG )

Pada suatu kunjungan kami memasuki suatu blok kebun dilapangan yang sedikit agak jauh dari pinggir jalan, Manager Kebun langsung berkata sebelum saya bertanya, "G M G H, pak." Ketika melihat saya sedikit bingung, dia menjelaskan dengan nada malu "Gajah Masuk Gajah Hilang, pak." Kemudian saya menyadari apa yang dia maksud yaitu bila gajah masuk dapat hilang karena kondisi bagian blok tersebut sangat semak, penuh dengan gulma-gulma, tumbuhan menjalar, dan anak kayu yang tinggi. Begitulah, nampaknya ada banyak pembersihan yang harus dilakukan setelah kunjungan itu.

Masalah kebun seperti diatas juga ada ditemukan di kebun kami di Malaysia, akibat lalai melakukan pengawasan dan kurang kontrol. Pada masa lalu kami sering bercanda diantara para manager jika membiarkan alang-alang tidak disemprot; yaitu " Harimau Masuk Harimu Hilang" sebab harimau akan bersembunyi didalam alang-alang yang tinggi dan tidak akan nampak sama sekali.

MELIHAT ANDA BERADA DIPUNJAK SUKSES

Ada seorang Manager Kebun yang menyombongkan diri tentang produksi TBS dan pengendalian biaya yang dicapainya selama rapat manajemen bulanan. Agar supaya manager itu jangan terlalu egois maka saya katakan secara diplomatis. " Apa yang kamu capai sudah baik tetapi kamu harus berusaha mencapai lebih baik lagi!" Dalam manajemen kebun selalu ada cara untuk perbaikan. Saya selalu menyemangati tim manajemen kebun saya dengan kata-kata berikut,
"Tidak cukup dengan hanya bagus. Coba yang lebih baik. Capailah yang terbaik!".

Sangat sering kita merasa bahwa kita telah melakukan suatu pekerjaan dengan baik setelah kita laksanakan apa yang telah diperintahkan. Akan tetapi, itu belum cukup baik. Sebenarnya kita dapat melakukan lebih baik daripada apa yang telah kita capai. Kita harus mengambil hal-hal yang dicapai selama ini hanyalah suatu keberhasilan kecil saja. Seseorang harus menyelesaikan banyak keberhasilan kecil agar dapat mencapai keberhasilan yang lebih besar. Ikuti peraturan, selangkah demi selangkah, maka Anda akan menaiki tangga kesuksesan. Bukankah itu impian kita melihat satu sama lain berada dipuncak sukses?

Untuk seorang Asisten Lapangan yang ingin meningkatkan jalur karirnya agar bisa dipromosikan menjadi seorang Manager Kebun, kemudian menjadi General Manager Kebun, selanjutnya menjadi Managing Director, maka beliau perlu memiliki sikap mental seorang atlit yang selalu latihan keras dan berlomba tidak hanya memenangkan sebuah perlombaan akan tetapi juga berusaha untuk memecahkan sebuah rekor kejuaraan baru.

Seorang atlit yang menyelesaikan perlombaan diurutan ke 3 tidak akan meningkat prestasinya jika atlit tersebut terus merasa puas dengan posisi yang dia peroleh. Bagaimanapun, jika atlit mengetahui bahwa dia dapat melakukan lebih baik, dia akan terus berlatih untuk menguatkan staminanya dan meningkatkan kemampuan berlari dalam perlombaan berikutnya. Dengan sikap mental positip seperti itu, bahkan ketika atlit memenangkan posisi ke 2, dia sudah pasti berusaha dengan sekuat tenaga dan tekad bulat untuk memenangkan perlombaan berikutnya dengan mendapatkan posisi ke 1.


2 comments:

efendi Dolok Saribu said...

Sepenggal Catatan dari Penerapan Manajemen Kebun merupakan satu pengalaman nyata dan ini tentunya
menjadi pelajaran yang berharga bagi planters.

Anonymous said...

A very good write up and will use it to lecture my manager and staff