Monday, June 16, 2008

Semakin Tua Semakin Pintar


Seorang Tuan yang kaya raya telah memutuskan untuk melakukan ekspedisi berburu ke Africa bersama anjingnya Si Jack Russel alias “Si Pembunuh”.

Pada suatu hari si anjing tua Jack Russell mulai mengejar kelinci dan tak lama kemudian nampaknya kelinci sudah hilang. Dalam pengembaraannya, dia perhatikan seekor macan tutul mengikutinya dengan cepat menuju ke arahnya seperti mau menyantapnya sebagai makan siang.

Si anjing tua Jack Russel berpikir, “Oh, saya benar-benar dalam bahaya!” Melihat ada tulang-tulang terletak diatas tanah, maka segera diambil dan dikunyah tulang-tulang itu. Pada saat itu dia menunjuk punggungnya kepada si macan tutul yang hampir berdekatan.

Ketika si macan tutul mau menerkamnya, si anjing tua Jack Russel berseru dengan keras, “Aduh, sedapnya macan-tutul yang lezat ini. Apakah masih ada seokor lagi di sekitar sini?”

Mendengar itu, si macan tutul muda langsung berhenti serbuannya, dan rupanya merasa takut dan ngeri sehingga menyembunyikan diri diantara pokok-pokok di hutan itu.

Waduh!” kata si macan-tutul,”Nasib baik aku.Si anjing itu hampir mau menghabisi aku.”

Namun ada seekor monyet yang telah menonton seluruh skenario dari atas pohon, maka dia berfikir bagaimana bisa menfaatkan skenario itu sebagai satu informasi kepada si macan-tutul supaya mendapat perlindungan darinya. Jadi si monyet berlari dengan cepat sekali dibelakang macan tutul itu, tetapi apabila si anjing tua Jack Russel melihat kelakuan monyet itu, dia pun curiga bahwa ada sesuatu tidak baik untuknya pasti terjadi.

Setelah si monyet mendekati si macan tutul itu, dia membuat satu perjanjian dengannya setelah memberitahunya bagaimana ditipui oleh anjing tua itu. Makanya, si macan-tutul muda merasa gelisah karena dibodohi, “ Hi monyet, naiklah ke punggung aku dan lihatlah apa yang akan terjadi kepada anjing yang licik itu!”

Melihat si macan-tutul datang bersama si monyet diatas punggungnya, anjing tua Jack Russell berfikir“ Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Dia memutuskan tidak berlari tetapi duduk dengan punggung mengarah kepada mereka dan berpura-pura tidak melihat kedatangan mereka. Ketika mereka mendekat, dia berkata,“Dimana si monyet kurang ajar itu? Satu jam lalu aku memintanya membawa seekor macan tutul untuk aku habisi!”

Pesan Ceritra:

Jangan kacaukan orang-orang tua - Usia dan Ketrampilan akan selalu mengalahkan orang-orang muda, termasuk penghianatan!

Omongkosong dan Kepintaran hanya didapat sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman.

Untuk sharing……

Saya yakin bahwa Anda akan tertawa senang. Berbagilah dengan teman – teman Anda supaya akan lebih banyak orang tertawa setelah membaca lelucon ini.

Janganlah menguji kebijakan orangtua. Ingat bahwa “ Kebijakan datang dari pengalaman dan pengalaman didapat sejalan dengan bertambahnya usia” Ternyata, “Usia tua adalah seperti sebuah rekening bank. Anda akan menikmati hasilnya kemudian sesuai dengan apa yang telah Anda simpan dari jauh hari.

Orangtua adalah bijak. Itulah sebabnya mereka disebut “orangtua yang bijak”. Beberapa orangtua lebih suka dipanggil sebagai “orangtua yang muda” sebab mereka suka “ditantang seperti orang muda”.

Seorang Manager Kebun ditanya,” Mengapa masih ada beberapa bibit karet yang tumbuh tertinggal di bekas pembibitan?”

Itu sengaja ditinggalkan. Cuma aku mau tahu apakah Asistenku memiliki inisiatif untuk memindahkannya,” jawab si Manager Kebun dengan tenang.

Selama melakukan presentasi, seorang Manager menunjukkan ada yang salah eja.

Bagus sekali. Inilah sebagai bukti bahwa Anda sungguh - sungguh mendengar presentasi ini dan salah seorang dari Anda dapat menunjukkan tempat yang salah eja.” Bukankah ini suatu jawaban dari seorang Planting Advisor ( PA) untuk menghindari kesilapannya?

Orangtua yang cukup pengalaman dan pintar tidak akan menunjukkan kelemahannya dalam situasi apa pun. Dengan kebijakannya, dia bisa merubah situasi yang parah dengan cara permainan yang pintar sehingga terbalik situasi itu menjadikan manfaat padanya.

6 comments:

Anonymous said...

Saat usia kita sebagai anak sampai remaja, lebih banyak dikuasai emosi sehingga anak dapat langsung menangis saat dia merasa tersinggung maupun tidak mendapatkan apa yang keinginannya, begitu juga yang remaja akan bertindak menantang jika keinginannya tidak diikuti. untuk yang dewasa jika melakukan tindakan unsur emosi dan logika cenderung sebanding, keinginan yang muncul dari hati akan disiasati melalui pikiran untuk mencapai maksudnya. Dan bagi orang yang "DEWASA SENIOR" (diatas umur 40) umumnya sudah terlatih untuk memainkan emosional dan logika sehingga yang masih mudah serta yang tidak berpengalaman bisa menjadi permainan mereka. sering kita lihat mereka melakukan tindakan melalui tangan orang lain. ini hanyalah pandangan umum, trims artikel yang bagus untuk saya, GB

Anonymous said...

Thank you for the very wisdom story.

Kita (setidaknya diri saya) sering lupa, bahwa antara stimulus/rangsangan (pada saat si anjing tua yang akan diserang macan tutul) dan respon (reaksi dari si anjing tua) terdapat suatu ruang. Bagi kita yang sudah mengelola 4 karunia kecerdasan (PQ, IQ, EQ and SQ) secara maksimal, maka dapat kita rasakan bahwa ruangan antara stimulus dan rangsangan begitu lebar dan dapat diatur sesuai dengan keinginan kita. Kita punya waktu (ruang) sebelum memberikan respon (positif atau negative) terhadap rangsangan yang datang pada kita.

Apakah kita mau mempersempitnya atau memperlebar ruang tersebut ?? itu semua kembali ke masing-masing personal yang memiliki hak atas dirinya sendiri. Apakah umur menjadi tolak ukurnya dalam kematangan emosional (EQ), atau mindset seseorang dalam menangapi proses pembelajaran hidup ini ? Semua jawaban ada pada pribadi masing-masing !

Anonymous said...

Ini lagi-lagi mengenai usia tua, semakin tua semakin pintar, semakin tua semakin bijak. Kata "pintar", "bijak", "licik", dan "cerdik" tentu sangat berbeda. Ada orang bilang tidak cukup hanya "pintar" , tetapi harus "pintar-pintar".

Perumpamaan kepada hewan sering kita dengar, seperti si Kancil yang Cerdik. Di artikel ini perumpamaan dikatakan kepada si Jack Russel ? Siapa dia ? Apakah boleh kita memainkan peranan seperti si Jack Russel supaya kita bisa seperti orang bijak dimata atasan kita ? Barangkali perlu pendapat atau saran atau apapun namanya sebagai sharing kita sehingga kita tidak salah menerapkanya.

Thank you for your sharing.

Anonymous said...

Terima kasih atas artikel yang sangat bagus ini. Saya setuju seseorang akan semakin matang karena pengalamannya, tetapi tidak semua orang bisa memanfaatkan pengalaman mereka dengan baik untuk melangkah ke depan. Sering kita jumpai orang menanggapi suatu masalah dengan emosi bukan dengan logika sehingga hasilnya akan menjadi berantakan. Saya sependapat dengan semakin bertambahnya usia seseorang maka pengalaman mereka juga semakin bertambah dan umumnya lebih stabil dalam mengontrol tingkat emosinya namun tingkat kepintaran dan kedewasaan seseorang tidak bisa dinilai dari segi usia saja, tetapi dari cara seseorang di dalam menghadapi suatu permasalahan dan bagaimana cara dia keluar dari masalah tersebut dengan baik.

Jika didalam mengambil suatu keputusan, kita bisa menempatkan logika di atas emosi maka keputusan yang diambil cenderung positif dan hasilnya akan bagus. Jadi kesimpulan saya, kita harus bisa mengontrol emosi dengan baik dan menempatkan logika di atas segalanya. Setiap keputusan yang diambil dengan emosional hasilnya tidak akan sebagus dengan keputusan yang diambil secara logika.

Demikian pendapat saya, benar atau salah pendapat saya di atas tergantung pribadi masing-masing yang menilainya.

Anonymous said...

pak loh terima kasih atas sarannya saya kira itu memang merupakan sesuatu yang baik dan seharusnya kita harus memang begitu dan satu lagi pak loh dalam hal menyelesaikan masalah sebaiknya info yang didapat adalah info yang benar benar real yang kita dapat tetapi kalau info yang didapat tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta apa yang bisa kita lakukan pak ...... akhirnya penyelesaian tidak dapat mencapai sasaran.

Anonymous said...

Secara umum benar dan setuju dengan narasi tersebut, tetapi harus diingat seperti dalam Ilmu Pemuliaan: FENOTIPE (penampilan luar adalah resultante dari Genetik dan Lingkungan). Lingkugan juga memiliki faktor : lama waktu, frekwensi dan qualitas. Seorang adik pernah berkata kepada saudara tuanya:" meskipun koko lebih tua tidak berarti koko lebih banyak makan garam dari saya yang lebih muda".

Jadi kebijakan ditentukan oleh usia, berapa banyak dan jenis persoalan yang kita alami dan bagaimana kita menyerap esensi dari setiap masalah.